Posted in

4 Contoh Puisi Objektif dalam Bahasa Indonesia

Puisi objektif adalah jenis puisi yang menggambarkan sesuatu secara nyata, jelas, dan tidak melibatkan perasaan pribadi penyair. Biasanya, puisi ini bersifat deskriptif dan menggambarkan objek, peristiwa, atau suasana dengan cara yang lugas dan tidak emosional. Tujuan utamanya adalah memberi gambaran yang kuat kepada pembaca mengenai apa yang dilihat atau diamati oleh penyair.

Berikut ini adalah empat contoh puisi objektif dalam bahasa Indonesia:


1. Jalan Raya

Aspal hitam membentang panjang,
Garis putih membelah di tengah,
Kendaraan melaju beriringan,
Klakson bersahutan tanpa jeda.

Lampu merah memaksa diam,
Pejalan kaki menyeberang cepat,
Di trotoar, tukang koran duduk,
Menunggu pagi yang ramai.

Puisi ini menggambarkan suasana jalan raya di kota besar tanpa melibatkan emosi pribadi penulis.


2. Stasiun Tua

Pilar tua menopang atap besi,
Kursi kayu berderet di peron,
Kereta datang dengan deru panjang,
Penumpang turun tanpa suara.

Jam besar tergantung di tengah,
Jarumnya menunjuk pukul lima,
Petugas meniup peluit nyaring,
Lalu kembali ke ruang tunggu.

Deskripsi stasiun lama ini memperlihatkan detail fisik dan pergerakan tanpa ekspresi emosi.


3. Pasar Pagi

Pedagang menjajakan buah dan sayur,
Warna cerah memenuhi meja,
Suara tawar-menawar bersahutan,
Aroma rempah dan daging mentah.

Seorang ibu menimbang kentang,
Anak kecil memegang plastik belanja,
Matahari muncul di balik gedung,
Memberi cahaya pada kehidupan pagi.

Puisi ini menangkap suasana pasar dengan fokus pada indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman.


4. Gedung Sekolah

Cat putih memudar di dinding barat,
Lonceng berbunyi pukul tujuh pagi,
Murid masuk kelas berbaris rapi,
Meja kayu berderet menghadap papan.

Guru menulis dengan kapur putih,
Huruf-huruf membentuk rumus fisika,
Jendela terbuka, angin masuk perlahan,
Halaman sunyi, hanya terdengar suara belajar.

Puisi ini menggambarkan lingkungan sekolah dengan fokus pada elemen-elemen fisik dan rutinitas.


Kesimpulan

Puisi objektif memiliki keunikan tersendiri karena membiarkan pembaca merasakan dan memahami suasana tanpa harus disertai perasaan penyair. Keempat contoh di atas menunjukkan bagaimana puisi dapat tetap indah dan bermakna meskipun bersifat netral dan deskriptif. Ini menunjukkan bahwa keindahan puisi tak selalu bergantung pada emosi, tetapi juga pada kepekaan terhadap detail dan realitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *