Teknologi berkembang dengan sangat pesat, bahkan pada era revolusi industri 4.0 ini, tengah gencar dikembangkan teknologi artificial intelligence atau dapat diartikan dengan kecerdasan buatan.
Istilah artificial intelligence (AI) digunakan pertama kali pada tahun 1956 oleh John McCharty dari MIT (Massachusetts Institute of Technology). Menurut John McCharthy, artificial intelligence atau kecerdasan buatan merupakan proses memodelkan cara berpikir manusia dan mendesain suatu mesin agar dapat berperilaku layaknya manusia.
Pada perkembangannya, artificial intelligence ternyata merambah pula ke dunia pendidikan. Sistem AI memungkinkan orang belajar dengan bantuan education assistant seperti bot. Perkembangan zaman menuntut dunia pendidikan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi guna meningkatan mutu pendidikan terutama penyesuaian teknologi informasi dan komunikasi.
Konten pembelajaran digital yang berkembang dewasa ini dapat dihadirkan berkat penerapan AI. Buku teks pelajaran yang tebal kini dapat disajikan menjadi sebuah konten yang lebih ringkas, lebih enak dibaca dan dipahami oleh peserta didik, seperti panduan belajar, ringkasan materi atau catatan pendek.
AI sebagai satu pilar revolusi industri 4.0 berperan cukup sentral dalam memfasilitasi proses belajar yang termediasi oleh teknologi. Misalnya, dengan big data, AI bisa membantu mengindentifikasi talenta unggul ataupun mengidentifikasi permasalahan kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik.
Pembelajaran dalam sistem AI berbasis teknologi, dan merupakan pembelajaran yang dipersonalisasi sehingga mampu memupuk kemandirian peserta didik yang akan meningkatkan pengalaman belajarnya. Pembuatan media ataupun bahan ajar, dengan adanya AI, maka akan menjadi semakin mudah, guru tidak perlu paham teknologi secara mendetail. Sudah banyak aplikasi dan platform yang tersedia, guru hanya tinggal memilah dan memilih sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam hal penilaian, Ketiga, dengan adanya AI, Para guru tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu untuk menilai tugas peserta didik. Penilaian tugas siswa dapat dilakukan secara otomatis, bahkan analisis butir soal pun sudah bisa diperoleh secara langsung tanpa guru harus melakukan analisis satu per satu.
Peserta didik juga mendapat hasil nilai langsung berkat penerapan AI dalam bidang pendidikan. Mereka tak perlu menunggu waktu yang lama untuk mengetahui nilai mereka. Dengan terbantunya tugas guru dalam meminimalisir waktu dalam menilai, guru akan memiliki banyak waktu untuk lebih fokus pada proses belajar-mengajar. Dengan penerapan AI, kegiatan belajar dapat dilakukan setiap saat.
Kehadiran aplikasi berbasis AI memberikan kesempatan untuk belajar kapanpun dan dimanapun, tidak terbatas ruang dan waktu. Selain itu, peserta didik juga berkesempatan untuk menemukan guru yang lain selain pengajarnya di sekolah. Dengan adanya platform pendidikan online ini dan tersedianya “guru” yang bisa dipilih, peserta didik memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan guru-guru lain bahkan dengan guru dari negara lain. Pengalaman belajar dan kemampuan peserta didik tentunya akan dapat berkembang dengan lebih baik.
Kehadiran teknologi AI merupakan sebuah terobosan di bidang pendidikan untuk memudahkan pembelajaran dan bisa memupuk kemandirian, tidak harus menggantungkan peran guru yang terlalu dominan , tetapi guru bisa bergeser pada tataran yang memberikan pencerahan dengan kata kunci yang substansial dan yang lebih penting lagi, harus dikembalikan pada esensi mengajar yaitu pendidikan moral yang harus terjaga.