Persaingan antara China dan Amerika Serikat dalam bidang teknologi semakin sengit, terutama dalam pengembangan kecerdasan buatan (IA). Salah satu sektor yang menjadi sorotan utama adalah pengembangan sistem chatbot canggih, seperti DeepSeek dari China dan ChatGPT dari OpenAI yang berasal dari AS. Kedua platform ini telah menarik perhatian dunia berkat kemampuan mereka dalam memproses bahasa alami, namun terdapat beberapa perbedaan mendasar yang membuat persaingan ini semakin memanas. Berikut adalah tiga perbedaan utama antara DeepSeek dan ChatGPT yang semakin memperkuat ketegangan antara kedua negara.
1. Pendekatan Pengawasan dan Keamanan Data
Salah satu perbedaan mencolok antara DeepSeek dan ChatGPT terletak pada kebijakan pengawasan dan keamanan data yang mereka terapkan. Di AS, ChatGPT mengedepankan prinsip-prinsip transparansi dan perlindungan data pribadi berdasarkan regulasi yang lebih ketat seperti GDPR (General Data Protection Regulation) di Eropa dan berbagai undang-undang perlindungan data di AS. ChatGPT dirancang untuk meminimalkan pengumpulan data pribadi pengguna, dan OpenAI berkomitmen untuk menjaga privasi dan keamanan data.
Sebaliknya, DeepSeek, yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi terkemuka China, berada di bawah kendali ketat pemerintah China. China dikenal dengan kebijakan pengawasan digital yang lebih luas dan ketat. Pemerintah memiliki kemampuan untuk mengakses data yang dihasilkan oleh aplikasi dan sistem yang digunakan oleh warganya. Dalam konteks ini, pengguna DeepSeek mungkin lebih rentan terhadap pengawasan yang lebih besar dari pihak berwenang.
2. Kemampuan Menangani ‘Pertanyaan Sensitif’
Perbedaan berikutnya antara kedua IA ini terletak pada cara mereka menangani pertanyaan sensitif, terutama yang terkait dengan isu politik atau topik-topik kontroversial. ChatGPT, meskipun dibatasi oleh pedoman etika tertentu yang dirancang oleh OpenAI, tetap memberikan jawaban yang lebih terbuka dan bersifat objektif, meskipun dalam beberapa kasus jawaban tersebut bisa disensor atau dibatasi jika dianggap melanggar kebijakan internal atau undang-undang lokal.
Di sisi lain, DeepSeek jauh lebih ketat dalam hal ini, mengingat kebijakan sensor yang lebih kuat yang diterapkan oleh pemerintah China. DeepSeek dirancang untuk lebih menjaga keselarasan dengan nilai-nilai dan kebijakan negara, yang artinya dapat membatasi atau menyaring jawaban yang berhubungan dengan topik-topik sensitif seperti demokrasi, kebebasan berpendapat, atau isu-isu terkait hak asasi manusia. Hal ini menciptakan perbedaan besar dalam bagaimana kedua sistem berinteraksi dengan pengguna terkait topik-topik kontroversial.
3. Fokus Pengembangan dan Aplikasi di Pasar Domestik
ChatGPT, yang dikembangkan oleh OpenAI, memiliki fokus yang lebih global dalam hal pengembangan dan aplikasi. Meskipun OpenAI menawarkan produk mereka secara internasional, mereka tetap menjaga koneksi yang kuat dengan pasar AS dan Eropa. Fokus utama mereka adalah pada aplikasi AI yang luas, termasuk membantu profesional, pengembang, serta perusahaan dalam otomatisasi dan pengolahan bahasa alami.
Sementara itu, DeepSeek lebih terfokus pada pasar domestik China, dengan penekanan pada kebutuhan lokal dan kebijakan pemerintah yang mengutamakan pengendalian informasi dan keamanan siber. Di China, aplikasi seperti DeepSeek berperan dalam mengembangkan ekosistem teknologi yang mendukung kebijakan pemerintah yang sangat terstruktur. Ini membuat DeepSeek lebih terintegrasi dengan infrastruktur teknologi China, sementara ChatGPT lebih menekankan pada keterbukaan dan kolaborasi internasional.
Persaingan antara IA DeepSeek dan ChatGPT bukan hanya sekadar masalah teknologi, tetapi juga mencerminkan perbedaan mendalam dalam pendekatan terhadap privasi, kebebasan informasi, dan pengawasan. Keberadaan kedua platform ini menciptakan ketegangan antara dua negara adidaya, China dan AS, dalam memperebutkan supremasi dalam dunia kecerdasan buatan. Di satu sisi, ChatGPT mengutamakan kebebasan berbicara dan transparansi, sementara di sisi lain, DeepSeek mencerminkan dominasi pemerintah yang lebih kuat dalam mengendalikan informasi. Persaingan ini hanya akan semakin intensif seiring dengan terus berkembangnya teknologi dan kebijakan yang mengikutinya.