Posted in

7 Contoh Puisi Lama Berdasarkan Jenisnya

Puisi lama merupakan warisan sastra yang berkembang di Indonesia jauh sebelum hadirnya puisi modern. Puisi lama memiliki ciri khas seperti keterikatan pada aturan bait, rima, irama, serta penggunaan bahasa yang indah dan penuh makna. Selain itu, puisi lama biasanya anonim dan diwariskan secara lisan.

Berikut adalah 7 contoh puisi lama berdasarkan jenisnya:

1. Pantun

Contoh:

Burung merpati terbang tinggi,
Hinggap sebentar di dahan randu.
Jika hati sedang berseri,
Dunia pun terasa bersatu.

Ciri khas: Pantun terdiri dari 4 baris, bersajak a-b-a-b, dan baris pertama serta kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.


2. Gurindam

Contoh:

Jika anak tidak dilatih,
Bila besar bisa menyusahkan.

Ciri khas: Gurindam terdiri dari dua baris dalam setiap bait, bersajak a-a. Baris pertama adalah sebab dan baris kedua adalah akibat atau nasihat.


3. Syair

Contoh:

Hiduplah insan jangan berdusta,
Perbuatan jahat banyak nestapa.
Tak ada damai di dalam jiwa,
Derita batin tak terkira.

Ciri khas: Syair terdiri dari empat baris dalam setiap bait, bersajak a-a-a-a. Semua baris merupakan isi dan digunakan untuk menyampaikan cerita atau ajaran moral.


4. Karmina

Contoh:

Kecil-kecil si buah ceri,
Mulut manis hati pun iri.

Ciri khas: Karmina adalah pantun kilat atau pantun pendek, hanya terdiri dari dua baris, bersajak a-a, biasanya bernada sindiran atau kiasan.


5. Talibun

Contoh (6 baris):

Pergi ke ladang membawa benih,
Singgah sebentar di rumah tua.
Bertemu saudara di ujung jalan.
Kalau hidup ingin bersih,
Jangan pernah merasa jaya.
Ingat mati, ingat Tuhan.

Ciri khas: Talibun adalah pantun genap (6, 8, atau 12 baris) yang bersajak a-b-c-a-b-c. Baris awal adalah sampiran, dan sisanya adalah isi.


6. Mantra

Contoh:

Air tenang jangan diduga,
Dalamnya bisa menelan raga.
Dengan doa turun ke bumi,
Halau bala dari negeri.

Ciri khas: Mantra bersifat magis dan spiritual. Biasanya digunakan dalam upacara adat, bersifat repetitif dan irama tertentu untuk mempengaruhi alam atau kekuatan gaib.


7. Seloka

Contoh:

Sudah jatuh tertimpa tangga,
Air mata jatuh berderaian.
Hidup susah tiada berdaya,
Hati nelangsa setiap harian.

Ciri khas: Seloka merupakan bentuk puisi lama berbentuk pantun atau syair yang bersambung dan sering mengandung sindiran, perumpamaan, atau humor.


Penutup

Puisi lama bukan sekadar rangkaian kata indah, melainkan refleksi nilai, budaya, dan kebijaksanaan masyarakat tempo dulu. Meskipun zaman telah berganti, keberadaan puisi lama tetap relevan sebagai sarana pendidikan karakter dan kearifan lokal. Dengan mengenal dan melestarikannya, kita turut menjaga warisan sastra Nusantara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *