Bahaya Teknologi AI yang Perlu Dibatasi Pemerintah Kata Pakar Media Unair

Penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) saat ini semakin umum digunakan oleh masyarakat. AI dirancang untuk membantu kehidupan manusia, namun bila disalahgunakan bisa memunculkan kekacauan.
Pakar Media Universitas Airlangga Irfan Wahyudi menjelaskan bahwa fenomena penyalahgunaan AI akhir-akhir ini memang cukup banyak terjadi dan bisa menimbulkan kekhawatiran masyarakat.

Menurut Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair ini, penyalahgunaan AI ini bisa jadi dipicu karena ketidaksiapan masyarakat dalam menerima konsekuensi dari AI.

“Dalam kaitannya dari segi praktik sosial, itu bisa berpengaruh negatif dan signifikan, yang mana sudah diberi peringatan para pengembang AI sendiri menyatakan AI berpotensi membuat demokrasi dan tatanan sosial menjadi kolaps,” kata Irfan saat dihubungi detikJatim, Selasa (16/7/2024).

Dampak penyalahgunaan AI ini terlebih bisa semakin terasa di negara-negara yang bukan merupakan inovator teknologi.

“Ini akan membuat kepercayaan masyarakat seolah-olah muncul begitu saja terhadap AI, apapun yang dihasilkan AI dianggap kebenaran. Terutama visual, masyarakat begitu mudah membahas dan menyebarkan, sehingga terjadi kekacauan,” ujar Irfan.

Oleh karena itu Irfan mengungkapkan pemerintah seharusnya mencetuskan regulasi yang tepat untuk mencegah dampak negatif AI, alih-alih hanya menetapkan regulasi untuk memberikan hukuman terhadap pelaku penyalahgunaan AI.

“UU ITE meregulasi soal hukuman, tapi bagaimana teknologi itu dipergunakan dan bisa dikembangkan, saya kira belum ada undang-undang yang mengatur tentang itu. Itu (UU ITE) hanya fungsi represi atau pencegahan saja,” katanya.

Padahal regulasi akan penggunaan teknologi yang terus berkembang sangat diperlukan untuk mencegah kekacauan. Terutama dalam aspek informasi yang tersebar di masyarakat.

“Apalagi ini era post-truth atau pasca-kebenaran, maka tidak penting siapa yang benar tapi siapa yang punya kuasa menyebar informasi dan disebar secara terus menerus,” tegasnya.

Masyarakat pun perlu berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan berbagai informasi yang tersebar saat ini. Hendaknya jangan hanya mempercayai dari satu sumber saja, namun perlu verifikasi ke sumber lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top